Kamis, 14 Februari 2019

FILSAFAT ILMU - PENGEMBANGAN TEORI/ILMU DAN ALTERNATIF METODOLOGINYA

Annyong Chingu...✋

FILSAFAT ILMU
“PENGEMBANGAN TEORI/ILMU DAN ALTERNATIF METODOLOGINYA”

A.  Pengertian Ilmu/Teori dan Pengetahuan
       Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan dapat menjawab pertanyaan tentang apa, sedangkan ilmu dapat menjawab pertanyaan tentang mengapa dari kenyataan/kejadian. Sehingga bisa disimpulkan bahwa :
  • pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalinkan sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal (Soetriono,2007).
  • Sementara ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis (Rita,2007).

B.  Perkembangan Pengetahuan
       Pada tahap pertama manusia memperoleh pengetahuan melalui pengamatan, kemudian membeda-bedakan, diikuti dengan upaya memilih, yang pada akhirnya melakukan percobaan. Tetapi dalam masa prasejarah, percobaan yang dilakukan masih bersifat trial and error. Pada masa ini pengetahuan manusia lebih banyak diperoleh dari alam sekitar, kadang-kadang secara kebetulan. Makanan, minuman, dan pakaian, semuanya bergantung pada alam. Bilamana di suatu tempat apa yang diperlukan itu habis maka mereka pindah ke tempat lain.
           Dari pengalamannya sehari-hari manusia kemudian memahami bahwa makanan itu tidak hanya bergantung pada alam, tetapi bisa dibuat sendiri. Dari situ manusia mulai mencoba menanam tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan makanan seperti yang mereka peroleh dari alam sekitarnya. Binatang yang biasanya diburu atau dicari langsung kemudian dicoba untuk memeliharanya melalui penjinakan binatang-binatang hasil buruaan. Berkembanglah pengetahuan manusia dengan apa yang disebut bercocok tanam atau pertanian, peternakan pembuatan makanan, pembuatan alat-alat makanan, pembuatan pakaian, dan lain sebagainya.
           Dalam masa sejarah yang dimulai kurang lebih 15.000 sampai dengan 600 tahun Sebelum Masehi, pengetahuan manusia telah berkembang lebih maju. Pada masa ini manusia telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan manusia pun mulai berkembang diberbagai tempat tertentu. Antara lain dikenal kebudayaan Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Manusia sudah bisa menghitung dan mengenal angka.
        Pada jaman Yunani Kuno perkembangan ilmu secara pesat terjadi disana. Karakteristik penalaran dari bangsa Yunani Kuno di pengaruhi oleh sikap mereka yang memandang manusia sebagai makhluk luhur yang punya kebebasan. Manusia mempunyai kebebasan untuk berpikir dan berbuat sesuai dengan keyakinan yang dimilikinya. Tokoh-tokoh pemikir yang telah meletakkan dasar filsafat ilmu pada masa ini antara lain Aristoteles yang merupakan pelopor utama logika deduktif. Dalam bukunya ia mengemukakan tentang analisis yang berupa silogisme yang terdiri dari tiga kalimat, premis mayor yang bersifat umum, premis minor yang bersifat khusus dan dari kedua premis tersebut ditarik sebuah kesimpulan.
  • Premis mayor        : semua manusia akan mati
  • Premis minor         : sokrates manusia
  • Kesimpulan           : sokrates akan mati

            Jika premis mayor dan premis minor benar, maka kesimpulan pasti benar.
Menurut Duverger, filsafat ilmu dalam abad pertengahann lebih banyak dipengaruhi oleh agama dan moral. di Indonesia pengetahuan manusia sudah berkembang sejak jaman kerajaan. Dengan adanya kerajaan tersebut maka Indonesia sudah lama mengenal dan mempunyai pengetahuan tentang mengatur negara dan masyarakat. Dalam pertanian sudah lama mengenal pengairan sawah, peternakan yang juga digunakan untuk kepentingan transportasi, pertanian, dan berbagai macam kerajinan dari tanah liat, kayu dan logam, menggambar dan musik. Nenek moyang bangsa Indonesia terkenal sebagai pelaut atau ahli maritim, navigasi serta pembuatan perahu dan juga terkenal sebagai tukang ramal, seperti Jayabaya.
         Pada jaman modern, pengetahuan manusia vmemang sudah merupakan hasil sintesis dari berbagai kebudayaan lama dan cross analysis dengan budaya yang datang dari luar negara yang bersangkutan. Dengan kemajuan teknologi dan perkembangan komunikasi, setiap pengetahuan akan mudah dipengaruhi oleh pengetahuan lain yang datang dari luar. Yang diperolehnya dari luar dianggap lebih modern. Demikian juga soal makanan, yang sebenarnya hanya memasukkan nama Kentucky Fried Chiken , ayamnya dari Indonesia, pegawainya orang Indonesia bumbunya sebagian besar dari bumi Indonesia, tetapi karena mereknya luar negeri maka dianggap lebih modern bergengsi daripada Ayam Mbok Berek.
          Perkembangan semua pengetahuann tersebut sangat pesat. Makin banyak pengalaman, semakin mendorong manusia untuk mencari dan mengembangkannya dan makin banyak cabang dari pengetahuan tersebut. Perkembangan manusia tersebut mengakibatkan pesatnya kemajuan dalam ilmu pengetahuan manusia.
       Bacon menekankan bahwa eksperimen dan observasi yang intensif merupakan landasan pengembangan ilmu. Kemudian dikenal Newton pada abad ke 16 sampai abad ke 17 yang telah meletakkan dasar penalaran ilmiah dari banyak disiplin ilmu dan mempunyai andil yang besar dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Jujun Suria Sumantri menyebutkan bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan  telah berkembang menjadi sekitar 650 cabang. Disamping sudah ada pemberdayaan antara ilmu-ilmu alam atau natural science dengan ilmu-ilmu sosial, dikenal pula dengan pembedaan ilmu dan ilmu terapan.

C.  Alternatif Metodologinya
           Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan hanya sebagian dari langkah sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan proosedur sistematis dari bekerjanya pikiran atau logic yang hanya menghasilkan kesimpulan atau ketetapan-ketetapan rasional saja. Untuk menelusuri langkag-langkah sistematika keilmuan (metode ilmiah) secara tuntas, masih harus dilanjutkan dengan langkah-langkah sistematis pelaksanaan penelitian, yang di sebut teknik penelitian.
a)  Metode ilmiah
      Metode ilmiah merupakan proosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis. Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah sebagai berikut :
  • Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
  • Menyusun kerangka (logical construct)
  • Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah)
  • Menguji hipotesis secara empiric
  • Melakukan pembahasan
  • Menarik kesimpulan

      Tiga langkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian. Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal yaitu hal metode dan hal teknis penelitian.
        Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah yaitu menetapkan masalah penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa objeknya. Menyatakan objek penelitian saja masih belum spesifik, baru menyatakan pada ruang lingkup manusia penelitian akan bergerak. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan masalah yang spesifik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan penelitian (research question), yaitu pertanyaan yang belum dapat memberi penjelasan yang memuaskan berdasar teori (hukum/dalil) yang ada.Dengan mengidentifikasi situasi atau kondisi yang memungkinkan atau tidak memungkinkan secara lebih lanjut berarti telah merunuskan masalah penelitian.
         Cara paling sederhana untuk menemukan pertanyaan penelitian adalah melalui data sekunder. Wujudnya berupa beberapa kemungkinan, misalnya :
· Melihat suatu proses dari perwujudan teori
· Melihat linkage dari proposisi suatu teori kemudian bermaksud memperbaikinya.
· Merisaukan keberlakuan suatu dalil atau model di tempat tertentu atau pada waktu tertentu.
· Melihat tingkat informatif value dari teori yang talah ada, kemudian bermaksud meningkatkannya.
· Segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan teori yang telah ada atau belum dapat dijelaskan secara sempurna.

b) Menyusun kerangka pikiran
        Yaitu mengalirkan jalan pikiran  menurut kerangka yang logis atau menurut logical construct. Cara berpikir (nalar) ke arah memperoleh jawaban terhadap masalah yang diidentifikasi ialah penalaran yang berangkat dari hal yang umum (general) kepada hal-hal yang khusus (spesifik). Hal-hal umum ialah teori, sedangkan hal yang bersifat khusus (spesifik) tidak lain adalah masalah yang diidentifikasi itu.
c) Merumuskan hipotesis
        Hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dan penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan serta tingkat-tingkat kebenarannya. Jika dikaji kembali kalimat-kalimat proposisi, baik berupa teori maupun hipotesis, ternyata kalimat itu mengansung 3 komponen yaitu antiseden, konsekuen dan depedensi. Dua komponen depedensi merupakan sifat hubungan dari antiseden dan konsekuen (merupakan linkage dalam proposisi itu).
       Dependensi mengandung arti bahwa hubungan antiseden dan konsekuen merupakan hubungan sebab-akibab yang benar. Konsekuen tergantung pada kebenaran antiseden. Antiseden yang tidak benar menyebabkan konsekuen yang tidak benar (tidak dependen).
Macam-macam hipotesis yaitu:
  • Hipotesis Deskriptif

Hipotesis “lukisan”, menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana (how) benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau vaiabel-variabel itu terjadi.
  •  Hipotesis argumentasi

Hipotesis “penjelasan”, menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why) benda-benda, peristiwa-peristiwa, variabel-variabel itu terjadi. Hipotesis ini merupakan pernyataan sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu pernyataan merupakan kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan yang lainnya (antiseden).
  •  Hipotesis kerja

Hipotesis yang meramalkan/ menjelaskan akibat-akibat dari suatu variabel yang menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan suatu ramalan bahwa jika suatu variabel berubah maka vriabel tertentu akan berubah pula.
  •  Hipotesis Nol

              Hipotesis statistik, bertujuan memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil (teori, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini mempergunakan perangkat statistik) matematik maka disebut hipotesis statistik. Melalui prosedur ini maka kita membuat dugaan dengan hati-hati, bahwa menurut pendapat kita tidak ada hbungan yang berarti atau perbedaan yang signifikan dan selanjutnya kita mencoba mem
astikan ketidak mungkinan hipotesis ini. Jika ternyata hipotesis ini ditolak maka pekerjaan kita pindah ke hipotesis kerja (oleh karena itu hipotesis nol disebut kebalikan dari hipotesis kerja).
        Menguji hipotesis ialah membandingkan/ menyesuaikan segala yang terkandung dalam hipotesis dengan data empirik. Pembandingan atau penyesuaian itu pada umumnya didasarkan pada pemikiran yang beranggapan bahwa di alam ini suatu peristiwa mungkin tidak terjadi secara tersendiri. Dengan kata lain, suatu sebab mungkin akan menimbulkan beberapa akibat atau mungkin pula suatu akibat ditimbulkan oleh beberapa penyebab. Menrut Jhon Stuart Mills, cara paling sederhana untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya suatu akibat ialah dengan membandingkan berbagai peristiwa dalam suatu fenomena.

D. Membahas dan menarik kesimpulan
          Dalam membahas sudah termasuk pekerjaan interpretasi terhadap hal-hal yang ditemkan dalam penelitian. Dalam interpretasi, pikiran kita diarahkan pada dua titik pandang. Pertama, kerangka pikiran yang telah disusun, bahkan ini harus merupakan frame of work pembahasan penelitian. Kedua, pandangan diarahkan ke depan yaitu mengaitkan kepada veriabel dari topik aktual.

E. Hasil pembahasan tidak lain adalah kesimpulan.
Kesimpulan penelitian adalah penemuan-penemuan dari hasil interpretasi dan pembahasan. Penemuan-penemuan dari interpretasi dan pembahasan harus merupakan jawaban pertanyaan penelitian sebagai masalah atau sebagai bukti dari penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Pernyataan-pernyataan dalam kesimpulan dirumuskan dalam kalimat yang tegas dan padat, tersusun dari kata-kata yang baik dan pasti, sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan tafsiran-tafsiran yang berbeda (apa yang dimaksud oleh si peneliti harus ditafsirkan sama oleh orang lain.


Sekian....
Semoga bermanfaat 💚💚💚

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH - BK BELAJAR

MAKALAH "BK BELAJAR" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya bimbingan belajar adalah inti dar...