Sabtu, 09 Februari 2019

LAPORAN KUNJUNGAN / OBSERVASI


LAPORAN KUNJUNGAN/OBSERVASI 
PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 2 CIPAYUNG
UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH
BIMBINGAN & KONSELING INDUSTRI



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
           Dalam dunia industri terdiri dari berbagai aspek salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM / Karyawan) yang notabene menjadi aspek paling penting dalam proses berjalannya suatu industri. Perubahan perilaku yang ditunjukan oleh SDM sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap keefektifan dan keefisiensian industri. 
Bimbingan & Konseling Industri merupakah suatu bentuk bimbingan dan layanan yang diberikan terhadap SDM dalam menyelesaikan masalah, dalam proses pengembangan potensi, dan dalam proses penempatan agar SDM dapat memberikan produktifitasnya secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga kami melakukan proses Bimbingan Konseling Industri di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 untuk memberikan bimbingan dan layanan terhadap SDM – SDM nya. Kami pula membuat laporan perihal hasil kunjungan indutri tersebut bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Bimbingan & Konseling Industri. 

B. Tujuan Kunjungan Industri 
  1. Melengkapi tugas Bimbingan dan Konseling Indutri.
  2. Memberikan Bimbingan dan Layanan kepada SDM (Karyawan) Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2.


C. Tujuan Pembuatan Laporan Kunjungan Industri 
       Melengkapi tugas Bimbingan dan Konseling Indutri.

D. Sasaran Dan Target
     Sasaran dan target dari kunjungi industi yang kami lakukan adalah Karyawan yang bekerja Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2. 

E. Waktu Dan Tempat 
1. Waktu
Hari dan Tanggal : Rabu, 8 November 2017 
Pukul         : 11.00 – 14.00 WIB
2.Tempat      :  Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2. Jl. Bina Marga  RT.7/RW.6, Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta – 13840 (021) 8445748

F. Metode Pengumpulan Data 
  1. Observasi
  2. Wawancara
  3. Foto
  4. Video

G.Pengelolaan Data 
         Data yang diolah dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Data dikumpulkan
  2. Data diseleksi
  3. Konsultasi mengenai data yang dipilih sekaligus penentuan judul
  4. Membuat kerangka laporan kunjungan industri
  5. Mengembangakan kerangka laporan kunjungan industri
  6. Membuat konsep laporan kunjungan indutri
  7. Mengetik laporan kunjungan industri
  8. Mengevaluasi laporan kunjungan industri yang telah dibuat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Panti
     Panti Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung, beralamat di Jl. Raya Bina Marga Cipayung, Jakarta Timur. Panti ini berdiri tahun 1999 dengan Luas Lahan: 5.770 (m2), Luas Bangunan: 2.730 (m2). Panti Sosial Bina Laras  2 Cipayung Jakarta timur berdiri berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta no. CA/6/1/3/1972 bernama Selter Work Shop Panti Sosial Penyantunan Laras 2 Cipayung. Dengan berlakunya Perda no. 11 tahun 1988 tentang ketertiban umum, yang kemudian ditindak lanjuti oleh SK Gubernur DKI Jakarta No. 736 th 1996 tentang organisasi tentang organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Lingkungan Dinas Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung. Kemudian dengan berlakunya Perda 3 tahun 2001 tentang organisai dan tata kerja perangkat daerah dan sekretaris DPRD, dan melalui SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta no. 41 tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan Tata kerja unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas  Bintal Kesos Propinsi DKI Jakarta disempurnakan namanya menjadi Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung.

B. Penjelasan Umum Perusahaan 
       Panti Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung diselenggarakan untuk penyantunan /  rehabilitasi sosial penyandang cacat mental psikotik / eks psikotik terlantar. Jumlah ketenagaan/ staf di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung yaitu 43 orang tetapi yang terjun langsung memberikan perawatan 10 orang. Daya tampung WBS(warga binaan sosial): 250 (jiwa) Jumlah WBS Saat Ini: 498(jiwa)  .Jenis WBS / Klien adalah Penyandang cacat mental psikotik / gangguan jiwa / eks psikotik dengan tingkat gangguan sedang. Para penyandang cacat mental psikotik yang dirawat di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung adalah para psikotik yang masih gelisah, bila WBS sudah proaktif akan diberikan bimbingan sosial keterampilan. WBS yang sudah mandiri akan dipindahkan ke Panti Jeger untuk meningkatkan keterampilan seperti keterampilan membuang sampah, beternak, menanam bunga dan lain sbagainya. Jenis Pelayanan yang ada di panti adalah Perawatan / penampungan Pembinaan mental Bimlat ketrampilan Kesehatan dan gizi Kesejahteraan sosial. Penyaluran kembali kepada keluarga Penyaluran kerja Pemulangan ke daerah asal Terminasi di panti Terminasi dilakukan bila WBS benar- benar sembuh ( mampu hidup normatif dan manusiawi tetapi karena adanya stigma di masyarakat bahwa orang yang mengalami gangguan jiwa tidak bisa sembuh total maka banyak keluarga yang menolak. Penerimaan yaitu rujukan dari instansi / lembaga sosial atau permohonan dari keluarga / masyarakat.

C. Proses Produksi / Pekerjaan 
1. Tahapan Pendekatan Awal 
       Pada tahap pendekatan awal dilaksanakan kegiatan sosialisasi program, penjangkauan calon klien, seleksi calon kien, penerimaan dan registrasi atau konferensi kasus : Tahap Pendekatan Awal Pihak panti akan menjemput anak jalanan yang berasal dari Rumah Dinas, Organisasi Sosial, Yayasan Sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kepolisian dan lainnya. Setiap calon klien memiliki case record untuk melakukan identifikasi awal penanganan anak jalanan. Setelah berada di Social Development Center for Street Children (SDC) di seleksi jika memenuhi criteria akan diterima dan melakukan regsitrasi dan selanjutnya akan disarankan di panti.
2. Tahap Assesment
     Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan analisis kondisi klien, karakteristik masalah, sebab dan implikasi masalah, kapasitas mengatasi masalah dan sumber daya. Dalam tahap assesment kesehatan dilakukan cek medis, selanjutnya assesment dilakukan untuk psikologi psikotes mengtahui minat dan bakat anak jalanan, serta adanya wawancara untuk melihat kondisi klien dan untuk melakukan perencanaan intervensi mengenai masalah yang dihadapi oleh klien anak jalanan. 
3. Tahap Perencanaan Program Pelayanan 
      Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan penetapan tujuan pelayanan, penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh klien dari sumber daya yang akan digunakan. Perencanaan Intervensi Pada tahap perencanaan intervensi ini melibatkan klien, pekerja sosial, dan juga profesi lainnya agar pelaksanaan intervensi dapat sesuai dengan yang diinginkan. Semua klien anak jalanan mengikuti rangkaian seperti fisik, sosial, serta agama. Kemudian ada pembagian kegiatan untuk klien seperti keterampilan dan pendidikan.
4. Tahap Pelaksanaan Pelayanan 
     Dalam tahap pelaksanaan pelayanan terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat diberikan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan permasalahan klien, yaitu bimbingan fisik, mental, agama, sosial dan keterampilan.
Pelaksanaan Intervensi Proses rehabilitasi social untuk anak jalanan diberikan bimbingan– bimbingan seperti bimbingan fisik, agama, sosial dan juga pelatihan.
5. Tahap Pasca Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial 
A. Bentuk pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial terdiri dari: 
  • Penghentian Pelayanan: Penghentian pelayanan dilakukan klien mengikuti pelayanan mencapai pelayanan dengan yang ditetapkan. 
  • Rujukan: Kegiatan dilaksanakan apabila klien membutuhkan pelayanan lainnya yang tidak tersedia dalam panti
  • Pemulangan dan Penyaluran: Kegiatan pemulangan dan penyaluran dilaksanakan setelah klien dinyatakan berhenti atau selesai mengikuti proses pelayanan. Proses pemulangannya sendiri adalah ketika klien dipulangkan ke pihak keluarga. atau kepada sanak saudara. Proses penyaluran yaitu klien disalurkan pada perusahaan tempat kerja yang berminat mempekerjakan klien sesuai dengan bidang dan jenis keterampilan yang telah dimiliki klien. 
  • Pembinaan Lanjut: Berupa kegiatan untuk memonitor dan klien sesudah mereka kembali ke keluarga.


B. Terminasi,Penyaluran (Pemulangan), dan Monitoring (Bimbingan Lanjut)
  • Penyaluran: Sebelum pemulangan klien anak jalanan biasanya pihak SDC akan melakukan tracing dan bertanya kepada klien alamat rumah keluarga untuk memastikan alamat yang tepat dan sesuai pada saat pemulangan atau reintegrasi ke keluarga klien.
  • Terminasi: Terminasi dapat dilakukan jika klien telah mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial kemudian ada pemutusan pelayanan dari pihak SDC. 
  • Monitoring (Bimbingan Lanjut): Tahapan ini dilakukan setelah klien kembali ke keluarga (dipulangkan). Selanjutnya klien dilihat perkembangannya baik itu pekerjaannya ataupun melanjutkan sekolah dengan memberikan bantuan finansial kepada pihak klien.


D. Prosedur Karyawan 
      Berikut prosedur kerja karyawan pelayanan
  • menyusun  rencana dan program kerja Seksi;
  • memberikan petunjuk kepada bawahan;
  • menilai prestasi kerja bawahan;
  • memberikan layanan kesejahteraan sosial terhadap WBS bermasalah sosial untuk mengembangkan kecerdasan dan kemandirian;
  • mengupayakan pengembangan potensi WBS dengan pola terpadu dan kemitraan;
  • melaksanakan pelayanan/pembinaan terhadap WBS yang bermasalah sosial melalui motivasi bimbingan sosial dan keterampilan;
  • menjalin hubungan antara pegawai dengan WBS 
  • melaksanakan sistem pengendalian intern;
  • melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepda Kepala Panti.


E. Masalah Secara Umum Diperusahaan 
       Masalah secara umum yang dialami oleh karyawan di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 adalah stress dalam bekerja. Dimana stress kerja tersebut disebabkan oleh karyawan yang harus menghadapi berbagai masalah WBS (Warga Bina Sosial) dan Prosedure perusahaan atau alur kerja yang belum jelas sehingga setiap karyawan dapat mengerjaan pekerjaan yang seharusnya bukan tanggung jawab mereka. 
Layanan Koseling Karyawan : Konseling Individu, Bimbingan Kelompok, & Konseling Kelompok. 
1.  Konseling Individu
  Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
2.  Bimbingan Kelompok
  Menurut Prayitno (1995: 61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok”. 
3.  Konseling Individu
   Menurut Prayitno (1995:62) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingandan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada  individu –individu melalui kelompok.


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan 
       Dapat kami simpulkan perihal kunjungan industri yang telah kami lakukan dalam proses pemberian layanan terhadap karyawan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 adalah untuk mengetahui masalah – masalah yang dialami oleh karyawan, memberikan layanan sesuai kebutuhan karyawan, sehingga dapat membantu membangkitkan produktifitas karyawan dalam berbagai aspek seperti, penanganan stress karyawdalam bekerja dan meningkatkan motivasi dalam bekerja. 
B. Saran 
         Saran dari kami adalah proses kunjungan industri di  Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 dalam pemberian layanan seyogyanya dapat di lakukan secara berkala atau adanya tindak lanjut oleh pihak – pihak yang berkompeten (Konselor). Proses tindak lanjut akan membantu karyawan menyelesaikan masalah – masalah yang muncul dalam proses bekerja sehingga akan membantu karyawan terhindar dari berbagai stress kerja yang dialami.


Lampiran:
1.Bersama dengan Para Pegawai dan WBS setelah melakukan konseling
2.WBS sedang melakukan kegiatan menggambar
3.Berama dengan pegawai setelah melakuakn Konseling Kelompok
4.Bersantai dengan WBS



Sekian...
Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH - BK BELAJAR

MAKALAH "BK BELAJAR" BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya bimbingan belajar adalah inti dar...